BLOG INI BERISI TENTANG TEMPAT-TEMPAT NONGKRONG/WISATA YANG ADA DI SURABAYA

TUGU PAHLAWAN


Walaupun tugu pahlawan merupakan tempat sejarah, tapi tugu pahlawan asyik buat nongkrong anak muda surabaya. Selain asyik buat nongkrong kita juga bisa tau sejarah dari surabaya. Tugu Pahlawan, adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 45 yard (40.5 meter) berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia. / -7.245808; 112.737785

Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.

Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun 1945 ketika banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan. Selain ada monumen disana juga ada museum.


TAMAN PRESTASI


Taman Prestasi merupakan bagian dari peningkatan kawasan tepi Sungai KaliMas Surabaya yang cukup berhasil berfungsi sebagai ruang publik. Meskipun dinilai masih jauh dengan pengembangan taman di luar negeri, keberadaan taman di pinggir Sungai KaliMas ini sudah mampu berfungsi sebagai ruang publik dimana pengunjung dari berbagai kalangan dapat menikmati taman beserta fasilitasnya. Taman yang terletak di sepanjang Jl. Ketabang Kali Surabaya dan berdiri di atas tanah sepanjang 650 meter ini dikenal sebagai salah satu tujuan bersantai keluarga-keluarga di Surabaya. Taman yang mulai tahun 2004 hingga 2007 dikelola oleh Dinas Pariwisata dan saat ini oleh Dinas Pertamanan telah mengalami banyak perbaikan signifikan. Sebelum adanya perbaikan, image Taman Prestasi masih rendah akibat maraknya aktivitas pacaran terutama di sore dan malam hari.

Upaya perbaikan dilakukan tidak saja dengan melengkapi fasilitas bermain anak-anak, namun juga penambahan vegetasi penghijauan yang dilengkapi hamparan bunga dan tanaman hias daun. Di dalam taman terdapat 34 permainan anak-anak yang meliputi jungkat-jungkit, ayunan, panjatan, seluncur, karousel, serta playground set yang tersebar diseluruh kawasan. Fasilitas lain penunjang wisata keluarga diantaranya amphiteater, panggung gembira, dermaga perahu serta fasilitas utilitas berupa toilet, mushola, lampu taman dan tempat duduk. Image sebagai tempat pacaran saat ini sudah mulai luntur sejak penambahan lampu yang membuat seluruh kawasan taman terang benderang dimalam hari. Oleh karena itu fungsi publik sudah berperan karena di malam hari pun keluarga dengan anak-anaknya masih banyak yang berkunjung dan menikmati suasana di taman ini. Beberapa hal yang membuat taman ini berhasil sebagai ruang publik diantaranya :

  1. Aksesibilitas – lokasi berada di pusat kota dan perdagangan yang mudah dicapai oleh pejalan kaki, pengendara sepeda, pemakai kendaraan bermotor. Namun fasilitas bagi pengunjung dengan keterbatasan fisik (lansia dan penyandang cacat) belum maksimal sampai belum ada . Keterkaitan antara satu ruang kota dengan ruang kota yang lain cukup dapat diakomodasi dengan adanya fasilitas jembatan gantung dan perahu wisata.
  2. Kenyamanan dan Citra – Pengunjung dalam berbagai kelompok usia dan kalangan dapat menikmati kawasan ini, menikmati fasilitas dan vegetasi yang menarik dan nyaman. Selain itu pengunjung taman ini banyak yang merasa terjamin keselamatan dan keamanannya (adanya fasilitas lampu, pagar, dan pengawasan petugas).
  3. Kegunaan dan aktivitas – Aktivitas cukup menarik masyarakat untuk datang dan menggunakan tempat tersebut. Pengunjung terlihat memperoleh kesenangan vitalitas, atraktif, keterpakaian dan penggunaan (waktu lebih lama sampai malam hari), keunikan serta keragaman yang ditawarkan dan interaksi yang terjadi.
  4. Interaksi Sosial – ruang kota ini menjadi ruang publik tempat berkumpul dan berinteraksi sosial bagi masyarakat dalam berbagai kelas, kalangan dan golongan, baik bagi masyarakat setempat maupun pendatang.

TAMAN BUNGKUL



Taman Bungkul Surabaya merupakan tempat nongkrong yang asyik bagi anak muda Surabaya.Di taman inilah letak titik nol kilometer yaitu titik tengah/awal perhitungan jarak ke semua arah di Kota Surabaya. Dari pertimbangan aspek kesejarahan Taman Bungkul, awalnya taman ini terbangun karena keberadaan makam tokoh sejarah Ki Ageng Supo atau Empu Supo yang mendapat gelar Sunan Bungkul atau Mbah Bungkul. Sejak jaman kolonial keberadaan Taman Bungkul dipertahankan pemerintah kolonial bahkan disekitarnya selanjutnya didirikan kompleks perumahan warga Belanda yang dikenal dengan “Boven Stad” (Kota Atas). Kemewahan kawasan Darmo Boulevard tidak sampai menggusur makam dan Taman Bungkul, bahkan lahan hijau itu dinamai Boengkoel Park. Sejak awal taman ini telah difungsikan sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat warga Kota Surabaya yang bersifat harian maupun temporer (insidentil).

Seiring perjalanan waktu, koridor Jalan Raya Darmo berkembang sebagai koridor komersial penting di Surabaya yang juga mempengaruhi fungsi dan peran Taman Bungkul. Pedagang kaki lima (PKL) terus bermunculan dan berlokasi di sekeliling Taman Bungkul yang menambah kesan kawasan semrawut dan menjadikan taman tidak terawat. Terganggunya fungsi taman dan kawasan secara fisik, dan sosial mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk mengatasi perma-salahan tersebut dengan upaya revitalisasi dengan lebih memfungsikan Taman Bungkul sebagai destinasi warga kota. Desain Taman Bungkul hadir dengan mengusung konsep ‘Sport, Education, dan Entertainment’ dengan fasilitas terdiri dari skateboard dan BMX track, jogging track, plaza (panggung untuk live performance), zona akses internet Wi-Fi, telepon umum, arena green park dengan kolam air mancur, playground dan pujasera (penataan dari PKL yang sudah ada sebelumnya) serta furniture taman (kursi, meja, signage, lampu dll).

Sejak Taman Bungkul diresmikan pada tanggal 21 Maret 2007, pengunjung terus meningkat dari segala macam usia dan latar belakang. Lokasi yang mudah dijangkau, suasana taman dan kawasan yang teduh di iklim Surabaya yang panas, keberadaan petugas keamanan 24 jam (tiga shift jaga), fasilitas yang ramah terhadap penyandang cacat dan lansia serta suasana terang di malam menjadikan Taman Bungkul mampu berfungsi sebagai destinasi baru di Kota Surabaya (Alim, 2007). Variasi event kegiatan di taman juga terus bertambah terutama kegiatan-kegiatan rutin (harian, mingguan) dan temporer (insidentil) yang digelar oleh berbagai komunitas (skateboard, BMX, bloger, dll), mahasiswa, organisasi masyarakat, partai politik maupun oleh masyarakat umum. Keramaian yang timbul kembali di taman ini berdasarkan pengamatan lapangan berpengaruh terhadap kawasan sekitar dimana perdagangan seperti FO (Factory Outlet), cafe, restoran, travel tour, dan sejenisnya lebih ramai dan mulai muncul beberapa tempat bisnis baru yang meramaikan kawasan. Pembangunan Taman Bungkul yang telah berfungsi sebagai destinasi serta mampu mendorong investor untuk melakukan bisnis disekitar taman dan mendirikan beberapa fungsi komersial baru menjadikan taman telah berfungsi sebagai katalis urban kota lama Surabaya.